Jumat, 21 Januari 2011

10 Kode Etik Mafia Italia Bisa Dijadikan Contoh!

Mafia, juga dirujuk sebagai La Cosa Nostra (bahasa Italia: Hal Kami), adalah panggilan kolektif untuk beberapa organisasi rahasia di Sisilia dan Amerika Serikat. Mafia awalnya merupakan nama sebuah konfederasi yang orang-orang di Sisilia masuki pada Abad Pertengahan untuk tujuan perlindungan dan penegakan hukum sendiri (main hakim). Konfederasi ini kemudian mulai melakukan kejahatan terorganisir.

Anggota Mafia disebut “mafioso”, yang berarti “pria terhormat”.Mafia melebarkan sayap ke Amerika Serikat melalui imigrasi pada abad ke-20. Kekuatan Mafia mencapai puncaknya di AS pada pertengahan abad ke-20, hingga rentetan penyelidikan FBI pada tahun 1970-an dan 1980-an agak mengurangi pengaruh mereka. Meski kejatuhannya tersebut, Mafia dan reputasinya telah tertanam di budaya populer Amerika, difilmkan di televisi dan bahkan iklan-iklan.

Istilah “mafia” kini telah melebar hingga dapat merujuk kepada kelompok besar apapun yang melakukan kejahatan terorganisir (bandingkan dengan Mafia Rusia dan Yakuza di Jepang)

Apa Hubungan La Cosa Nostra sama Kode Etik Mafia?

La Cosa Nostra adalah nama yang digunakan anggota Mafia di Amerika Serikat untuk merujuk kepada organisasi tersebut. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Salvatore Maranzano pada tahun 1931 ketika dia menamakan dirinya Capo di tutti capi, atau “bos segala bos” dari kejahatan terorganisir yang dilakukan orang Italia-Amerika, setelah kemenangannya ats kelompok geng yang tunduk kepada Joe Masseria dalam Perang Castellammarese.

Terjemahan tepat kata tersebut masih belum dapat dipastikan, namun kira-kira berarti Hal Kami atau Urusan Kami.

Singkatan LCN kini digunakan pihak FBI untuk menggantikan kata “Mafia” dalam dokumen-dokumen resmi setelah diprotes kelompok Hak Sipil Italia-Amerika. Terungkap setelah godfather mafia Italia ditangkap polisi.

Media-media internasional seperti televisi CNN, radio BBC, dll mewartakan Nopember 2007 bahwa polisi Italia telah menemukan sebuah catatan berisi peraturan internal anggota mafia Italia menyusul ditangkapnya Salvatore Lo Piccolo, 65 tahun [lihat gambar]. Piccolo, godfather mafioso yang oleh aparat Italia dijuluki sebagai “bos dari segala bos”, telah diburu polisi sejak 1993.

Dalam penangkapannya ditemukan catatan kode etik mafia yang berisi hak dan kewajiban setiap anggota Piccolo. Suratkabar Italia, La Repubblica, menyebut kode etik itu sebagai The Godfather’s Ten Commandments atau — menurut terjemahan bebas Blog Berita — Sepuluh Titah Sang Mafia.

Polisi Italia mengatakan, berkas tersebut dibuka dengan kalimat, “Aku bersumpah untuk percaya pada Cosa Nostra. Kalau aku berkhianat, maka biarlah tubuhku terbakar.” Cosa Nostra adalah istilah yang sering dipakai aparat Amerika Serikat untuk menyebut mafia Italia.

Kode etik mafia Italia ini ditulis dengan huruf kapital. Isinya antara lain memerintahkan setiap anggota mafia untuk bersikap baik dan hormat pada isteri masing-masing, dan melarang berselingkuh atau mendekati isteri sesama mafia.

Inilah kesepuluh kode etik ala mafia Italia yang diterjemahkan secara bebas (coba kita bandingkan atau setidak kita samarkan dengan perilaku para pejabat-pejabat tinggi di negara kita )
  1. Dilarang memperkenalkan diri secara langsung kepada pihak kedua; harus pihak ketiga yang melakukannya.
  2. Dilarang “main mata” dengan isteri sesama anggota.peraturan yang sangat mulia, gan 
  3. Jangan sampai terlihat oleh polisi.
  4.  Dilarang dugem di tempat hiburan malam seperti pub dan klub. bagi mafia, aktivitas seperti itu sama bodohnya dengan menjeratkan diri sama hal-hal yang bisa dianggap sama seperti senjata makan tuan
  5. Harus selalu siaga demi panggilan tugas mafia, bahkan ketika isterimu melahirkan.bahwa tugas / job adalah diatas segalanya, dengan kata lain mengemban tanggung jawab sepenuh hati
  6. Janji untuk bertemu harus dipatuhi.pasti mereka tidak mengenal istilah ‘jam karet’, seperti yang sering terdengar di Indonesia ini 
  7. Isteri harus diperlakukan dengan hormat.kenapa? karena jika anda tidak bisa hormat dengan istri, apalagi dengan organisasi tempat anda bergabung
  8. Bila ditanya soal informasi apapun, maka jawabannya haruslah benar. tidak seperti elit-elit politik di negara kita, gan, yang kerjaannya cuma ngibul dan ngarang-ngarang cerita
  9. Dilarang menerima uang yang menjadi hak rekan lain atau keluarganya. ini kenapa ts bilang, kode etik ini patut dicontoh, tidak ada korupsi bahkan di tubuh organisasi kriminal seperti mafia Italia
  10. Orang-orang yang tidak bisa bergabung dengan mafia: Orang yang dekat dengan polisi, yang waktunya bagi keluarga relatif terbagi, yang perangainya buruk dan tidak bermoral.
Nggak disangka mafia punya aturan sebagus itu. Bandingkan dengan pegawai di republik: Ada yang berselingkuh dengan isteri sesama pegawai, mengambil uang jatah rakyat, membolos dalam rapat-rapat bila diundang legislatif atau pura-pura sakit bila dipanggil jaksa, dan masih banyak lagi yang tentunya membuat malu bangsa Indonesia.

Sekarang, coba simak 10 kode etik koboi yang kukutip dari Wikipedia ini. Namanya: Gene Autry’s Cowboy Code.

1. Dilarang duluan menembakkan senjata; tidak boleh memukul orang yang lebih kecil atau duel secara tidak adil.
2. Tidak boleh menjilat kata-kata yang telah terucap; tidak boleh membocorkan rahasia.
3. Harus selalu mengatakan kebenaran.
4. Harus bersikap baik pada anak-anak, orang yang lebih tua, dan binatang kecil.
5. Dilarang bersikap rasial dan anti-toleransi.
6. Diwajibkan menolong orang yang kesusahan.
7. Koboi haruslah pekerja keras.
8. Harus bersikap, berpikir, dan berbicara dengan jelas dan tegas.
9. Wajib menghormati perempuan, orangtua, dan kebijakan negara.
10. Seorang koboi adalah pencinta tanah airnya.

Isinya kurang lebih sama kan gan sama yang Mafia Italia, intinya mereka harus terbuka, jujur, tulus, ikhlas, dan hal-hal positif lainnya

Apa Makna Yang Bisa Di Ambil dari Thread Ini?

Mafia Italia adalah sebuah organisasi kriminal dimana usaha mereka rata-rata seperti perdagangan narkoba, senjata-senjata ilegal, bahkan pembunuhan, kurang lebih sama dengan koboi (berasal dr kata cowboy) yang punya ‘side job’ selain seperti menghidupi diri dengan mencuri kereta barang orang-orang kaya, berburu, dan lain-lain, namun dibalik itu semua, mereka ternyata menyimpan kode etik yang sifatnya “WAJIB DAN HARUS DIPATUHI”, dan kode etik mereka banyak yang justru menunjukkan hal-hal yang positif, bahkan TS pernah baca, kalo anggota seorang mafia tidak boleh mengkonsumsi alkohol sebagai suatu habbit dan tidak boleh sama sekali menyentuh narkoba, dan yang terpenting adalah, mereka harus patuh dan setia sama pilihan mereka, mulai dari istri dan keluarga mereka, patuh dan taat terhadap tugas-tugas mereka, organisasi mereka, dan tentunya Bangsa dan Negara Mereka Sendiri.

Seandainya mulai sekarang para wakil rakyat di DPR bisa bersikap seperti itu. Pasti anak cucu kita tidak akan pernah mengenal atau mendengar kata Korupsi, Kolusi, Nepostisme.

»»  Baca Selengkapnya...

BELAJAR MEMIMPIN

Pada awal karirku di AD Amerika Serikat, aku ditugaskan di Fort Benning, Georgia, dan menjalani Latihan Lanjutan Penerbangan selama satu bulan. Suatu malam, kami harus terjun payung dari sebuah helicopter, sesudah berjalan seharian penuh. Saat itu kami telah kecapaian. Aku adalah perwira senior yang turut di pesawat tersebut. Dalam kebisingan suara mesin heli, aku memerintahkan kepada setiap orang untuk memeriksa ulang tali statis – kabel yang dikaitkan pada lantai, yang akan membuka parasut pada saat kami terjun.

Seperti nenek-nenek cerewet, aku berjalan diantara prajurit-prajurit yang berhimpitan, memeriksa langsung setiap tali. Yang mengejutkan, ada sebuah kait yang longgar. Aku menunjukkan tali yang longgar itu pada wajah orang tersebut. Dia terkejut. Salah-salah dia akan terjun dan jatuh seperti sebuah batu. Dia mengucapkan terima kasih. Pelajaran tersebut jelas. Saat-saat stress, ketidakpastian dan kelelahan adalah saat-saat dimana kesalahan-kesalahan terjadi. Ketika semua dalam keadaan surut, pimpinan harus hati-hati dua kali lipat. "SELALU MEMERIKSA HAL-HAL KECIL" menjadi salah satu peraturanku.

MEMBUAT KEPUTUSAN YANG SULIT
Pada tahun terakhirku di New York City College, aku diangkat menjadi pimpinan kelompok Pershing Rifles, bagian dari kelompok mahasiswa Reserve Officers' Traning Corps. Tahun sebelumnya, team latihan kami telah memenangkan kejuaran biasa dan kejuaraan trick pada kompetisi regional. Aku telah memimpin team latihan saat itu, jadi aku mengambil team biasa dan menugaskan John rekanku untuk memimpin team trick.
Dari awal, aku telah merasa bahwa team trick kehilangan kekuatannya. John, biasanya seorang pemimpin yang baik, menyurut karena masalah pribadinya. Anggota team mengeluh bahwa pikiran John tidak pada pekerjaannya. Aku ingin menugaskan rekan lain untuk team tersebut, tetapi John terus menerus mengatakan "Aku dapat melakukannya". Sayangnya John gagal. Team biasa kami menang tahun itu, tetapi kami kalah pada kompetisi trick. Aku marah, terutama pada diriku sendiri. Aku telah mengecewakan team dan John juga, dengan membiarkannya terus berjalan dengan dasar yang belum siap. Hari itu, aku belajar bahwa SEBAGAI PEMEGANG WEWENANG, BERTUGAS MEMBUAT KEPUTUSAN, TIDAK MASALAH BETAPAPUN SULITNYA. JIKA ADA YANG SALAH, PERBAIKI. Seorang pimpinan tidak dapat membuat pengorbanan besar dalam situasi yang buruk hanya karena demi perasaan seseorang.

JANGAN MENGHUKUM SETIAP KESALAHAN
Dalam salah satu tugas pertamaku, sebagai Perwira Muda Infantry, aku dikirim ke Infantry ke 48 dekat Frankfurt, Jerman. Saat itu, senjata utama kami adalah Meriam Atom 280 mm. Dikawal oleh regu-regu infantry, meriam-merian tersebut terus menerus dipindah-pindahkan disekeliling hutan diatas truk, sehingga pihak Soviet sulit mengetahui posisi dari meriam tadi. Suatu hari Kapten Tom Miller menugaskan reguku untuk mengawal sebuah meriam tersebut. Aku mempersiapkan anak buahku, dan mengendarai jeep-ku. Aku belum jauh ketika kusadari pistol 45ku hilang. Aku terkejut. Di AD, kehilangan senjata adalah masalah serius. Aku tidak punya pilihan lain kecuali menghubungi Kapten Miller di radio dan memberitahukan kehilangan tersebut. "Apa ?!?" katanya tidak percaya. Dia berhenti sejenak, kemudian menambahkan "Baiklah, teruskan misimu". Ketika aku kembali, bimbang menghadapi keputusan untukku, Kapten Miller memanggilku. "Aku punya sesuatu untukmu", katanya memberikan pistolku."Beberapa anak di desa menemukannya pada saat terjatuh dari kantung pistolmu". "Anak-anak menemukannya ?" Aku merasa terkejut sekali. "Yeah", katanya, "Untungnya mereka hanya menembakkan satu peluru sebelum kami mendengar suara tembakan dan mengambil pistol itu". Kemungkinan bahaya yang ditimbulkan membuatku lemas. "Demi Tuhan, Nak, jangan membiarkan hal itu terulang lagi".

Dia menjalankan mobilnya. Aku memeriksa magazen pistolku dan ternyata masih penuh. Pistol tersebut belum ditembakkan sekalipun. Kemudian aku mengetahui bahwa pistol itu terjatuh ditendaku sebelum aku berangkat. Kapten Miller telah mengarang cerita tentang anak-anak desa agar aku khawatir dan berhati-hati sekali. Pada saat sekarang AD mungkin akan melakukan penyidikan, memanggil pengacara, dan kemungkinan besar akan memberikan tanda buruk pada catatanku. Kapten Miller memberiku kesempatan untuk belajar dari kesalahanku.

Contoh yang diberikannya untuk kepemimpinan yang rapi tidak terhilangkan padaku. TAK SEORANGPUN NAIK KEPUNCAK TANPA PERNAH TERGELINCIR. Jika seseorang melakukan kesalahan, aku merasa tidak perlu menendangnya sebagai hukuman. Falsafahku adalah : Angkat mereka, bersihkan, dan gerakkan kembali.

BUATLAH TEAM-MU MERASA PENTING
Ketika aku menjadi ajudan batalyon dari suatu unit baru, pekerjaanku adalah menangani personel, surat dan "semangat dan kesejahteraan". Komandan-ku adalah Kolonel William C. Abernathy, yang menugaskan pasukan bekerja untuk keras tetapi juga membuat mereka bersemangat tinggi. Suatu hari, kolonel memintaku menyiapkan suatu sistem surat "Selamat Datang Bayi". Setiap prajurit yang istrinya melahirkan, akan menerima surat pribadi dari Komandan Batalyon yang memberi selamat kepada mereka. Surat kedua disampaikan kepada si bayi langsung. Abernathy memintaku agar surat-surat ity dikirimkan pada hari bayi tesebut dilahirkan.

Aku tidak antusias menjalankan tugas tersebut dan berlambat-lambat mempersiapkan sistem tadi. Ketika Abernathy mengetahui hal tersebut, dia menegurku dengan keras. Aku kembali ke kantorku dan mengerjakannya sebaik mungkin. Luar biasa, kami mendapat feedback yang positif. Para prajurit sangat terkesan dengan perhatian dari Abernathy. Para ibu menulis mereka merasa sangat dihargai dianggap sebagai bagian dari kehidupan AD suami-suami mereka. Sebuah pelajaran baru didapat dan dicatat. CARILAH CARA UNTUK TURUN KE BAWAH DAN MENYENTUH SETIAP ORANG PADA SUATU UNIT. BUAT MEREKA MERASA PENTING DAN MENJADI BAGIAN DARI SESUATU YANG LEBIH BESAR DARI DIRI MEREKA.

JANGAN PERNAH MENGECILKAN ANTUSIASME.
Saat itu Pk.01.00 suatu pagi yang dingin di bulan April. Aku adalah Letnan Kolonel yang membawahi suatu batalyon dalam suatu latihan di Korea. Selama seminggu, kami tidur disiang hari dan latihan di malam hari. Latihan berakhir. Para prajurit menunggu diangkut oleh truk kembali ke camp. Aku menerima berita bahwa Divisi kekurangan BBM untuk mengangkut batalyon kembali sejauh 20 mil ke camp. Kami harus berjalan kaki. Para prajurit dengan kesusahan berdiri dan mulai berjalan, terlalu capai untuk mengeluh. Kami sedang melalui suatu desa Korea, ketika Kapten Harry "Skip" Mohr melambat untuk berbicara padaku. "Hanya tinggal 12 mil lebih sedikit", katanya bersemangat. "Jika kita berjalan cepat, kita dapat menyelesaikannya dalam 3 jam, dan kemudian meminta kualifikasi untuk E.I.B. (Expert Infantryman Badge (Badge / Tanda Infantry Ahli)"

Mohr mengetahui aku sedang mencoba memasukkan sebanyak mungkin prajurit untuk mendapatkan EIB, yang biasanya didapat oleh kurang dari satu diantara lima orang infantry. Kami telah memenuhi persyaratan latihan fisik, di samping pembacaan peta, navigasi dan test lainnya. Rintangan yang tersisa hanya pendakian 12 mil dalam 3 jam. Aku melihat medan yang turun naik. "Skip, kamu bercanda" kataku padanya. "Pak, medan relatif datar hingga 2 mil terakhir. Saya mengetahui orang-orang kita. Mereka dapat melakukannya". Perintah untuk berjalan sesuai irama terdengar di sana sini. Dalam dua jam kemudian, parka terbuka, keringat mengucuri wajah pada malam yang beku, dan gerakan dan bunyi nafas dari ratusan orang terdengar seperti angin. Kami menghadapi satu bukit curam terakhir sebelum masuk ke camp. Aku tidak mengetahui bagaimana orang-orang tersebut akan melakukannya.

Kemudian disebelah depan atas, aku mendengar suara-suara orang menghitung irama, hingga bukit seakan bernyanyi nyanyian batalyon. Ketika kami melalui gerbang memasuki camp, Komandan Jenderal keluar dari ruangannya mengenakan baju mandinya, keheranan ketika 700 orang lewat dihadapannya. Lebih banyak prajurit yang memenuhi kualifiaski EIB dari batalyon kami diantara 3 batalyon yang berdekatan. Dan pemandangan dari prajurit yang kelelahan yang kemudian meleburkan diri menjadi suatu kesatuan yang bersemangat adalah sebuah kenangan yang berharga dalam hidupku.

Selama bertahun-tahun dilapangan, aku mempelajari bagaimana prajurit AS bergerak. Mereka akan menggerutu jika diberi beban berat. Mereka akan besumpah lebih merasa senang berada ditempat lain. Tetapi pada sore hari, mereka akan bertanya dengan bangga "Baikkah apa yang telah kami lakukan?" Mereka menghormati PIMPINAN YANG MEMBERI MEREKA STANDAR YANG TINGGI DAN MEMBAWA MEREKA HINGGA BATAS KEMAMPUAN - selama mereka meilihat adanya tujuan yang berharga bagi mereka. (300501)
»»  Baca Selengkapnya...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...